Kolose 3:23 berkata, “Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.” Ayat ini mengingatkan kita bahwa pekerjaan bukan sekadar rutinitas untuk mencari uang atau mengejar posisi, tetapi juga merupakan panggilan dan bentuk ibadah kita kepada Tuhan.
Dalam dunia kerja, kita sering dihadapkan pada tekanan, persaingan, bahkan kekecewaan. Mungkin kita merasa tidak dihargai, atau pekerjaan kita tidak sesuai harapan. Namun saat kita menyadari bahwa kita bekerja untuk Tuhan, perspektif kita berubah. Kita mulai melihat pekerjaan sebagai kesempatan untuk melayani, menjadi terang, dan menyatakan integritas dalam segala hal.
Tuhan peduli dengan karier dan masa depan kita. Dia adalah Allah yang membuka dan menutup pintu sesuai kehendak-Nya. Ketika kita menyerahkan setiap rencana kerja dan usaha ke dalam tangan Tuhan, kita sedang menunjukkan iman bahwa keberhasilan bukan hasil usaha sendiri, tapi anugerah-Nya. Bahkan saat menghadapi kegagalan, kita percaya bahwa Tuhan tetap bekerja mendatangkan kebaikan.
Keluarga memiliki peran penting dalam mendukung kehidupan kerja satu sama lain. Dengan saling mendoakan, memberi semangat, dan membangun komunikasi yang sehat, rumah bisa menjadi tempat pemulihan dari penatnya dunia kerja. Anak-anak pun bisa belajar nilai kerja keras, tanggung jawab, dan ketekunan dari teladan orang tua yang bekerja dengan takut akan Tuhan.
Hari ini, mari kita berdoa agar setiap anggota keluarga diberikan hikmat dan semangat baru dalam menjalani karier dan panggilan hidupnya. Apa pun profesi kita, mari kita lakukan dengan segenap hati — bukan untuk pujian manusia, tetapi untuk menyenangkan Tuhan. Sebab saat Tuhan yang jadi pusat dari pekerjaan kita, hasilnya akan kekal dan membawa berkat, tidak hanya bagi kita, tapi juga bagi orang lain.
