Ketaatan Iman Membawa Kesembuhan

0
189
Ilustrasi Naman Mandi di Sungai Yordan Sebanyak Tuju Kali dan Memperoleh Kesembuhan
Ilustrasi Naman Mandi di Sungai Yordan Sebanyak Tuju Kali dan Memperoleh Kesembuhan

Bacaan: 2 Raja-Raja 5:1–27 — Naaman Disembuhkan

Bacaan firman Tuhan ini menceritakan kisah Naaman, seorang panglima terhormat dari Aram yang menderita penyakit kusta. Melalui rangkaian peristiwa yang Tuhan izinkan, kita melihat bagaimana ketaatan iman membawa pemulihan, serta bagaimana keserakahan dan kebohongan membawa hukuman.


Ringkasan Kisah Naaman

1. Naaman dan harapan akan kesembuhan
Naaman adalah seorang panglima yang dihormati karena banyak membawa kemenangan bagi Aram. Meski demikian, ia mengidap penyakit kusta. Dalam rumahnya, seorang gadis Israel—yang menjadi pelayan istri Naaman—menyampaikan bahwa nabi di Samaria dapat menyembuhkan penyakit tersebut. Perkataan sederhana dari gadis kecil ini membuka jalan bagi Tuhan untuk menunjukkan kuasa-Nya.

2. Perjalanan menuju Israel
Naaman kemudian membawa surat dari raja Aram dan datang kepada raja Israel untuk meminta kesembuhan. Raja Israel menjadi takut dan mengoyakkan pakaiannya karena ia tidak mampu menyembuhkan Naaman. Namun nabi Elisa mendengar hal itu dan meminta agar Naaman datang kepadanya supaya semua orang tahu bahwa ada nabi Allah di Israel.

3. Perintah Elisa dan ketaatan Naaman
Ketika tiba di rumah Elisa, Naaman tidak disambut secara langsung. Elisa hanya menyampaikan pesan melalui seorang suruhan:
“Pergilah mandi tujuh kali dalam Sungai Yordan, maka engkau akan menjadi tahir.”

Naaman pada awalnya marah karena merasa Sungai Yordan tidak lebih baik dari sungai-sungai besar di Damsyik. Namun para pegawainya menasihatinya agar menuruti apa yang dikatakan nabi. Ketika akhirnya Naaman taat dan membenamkan diri tujuh kali di Sungai Yordan, tubuhnya dipulihkan dan menjadi bersih seperti tubuh seorang anak kecil.

4. Pengakuan iman Naaman
Dengan penuh syukur, Naaman kembali kepada Elisa dan menyatakan bahwa tidak ada Allah di seluruh bumi selain Allah Israel. Ia menawarkan hadiah, tetapi Elisa menolak karena pelayanannya adalah untuk Tuhan.

5. Keserakahan Gehazi
Namun Gehazi, pelayan Elisa, bertindak sebaliknya. Ia mengejar Naaman diam-diam dan meminta hadiah dengan alasan palsu. Ia menyembunyikan pemberian itu dan berbohong kepada Elisa. Elisa menegur Gehazi, dan sebagai hukuman, penyakit kusta Naaman melekat pada Gehazi dan keturunannya.

Pelajaran Firman bagi Kita

Dari keseluruhan bacaan ini, kita belajar empat tokoh dan sikap mereka:

  1. Naaman — seorang panglima terhormat yang akhirnya mengalami kesembuhan karena memilih taat meski sempat ragu.

  2. Nabi Elisa — melayani dengan ketulusan dan tanpa mencari imbalan.

  3. Gadis Israel & Raja Israel — gadis kecil menjadi alat Tuhan melalui kesederhanaan imannya, sementara raja Israel menunjukkan keterbatasan manusia tanpa campur tangan Tuhan.

  4. Gehazi — menjadi contoh bagi kita bahwa keserakahan dan kebohongan membawa hukuman.

Makna bagi Kehidupan Kita

Melalui kisah ini, kita belajar beberapa hal penting:

1. Ketaatan membuka jalan bagi mujizat

Sering kali Tuhan memakai cara sederhana—bahkan yang tidak kita duga—untuk menyatakan kuasa-Nya. Ketika kita mau taat seperti Naaman, kita membuka pintu bagi Tuhan untuk bekerja dalam hidup kita.

2. Tuhan melihat motivasi hati

Elisa menolak hadiah Naaman karena pelayanannya bukan untuk keuntungan pribadi. Kita belajar untuk melayani dengan tulus, bukan demi imbalan atau pujian.

3. Kesombongan dan ketidakjujuran menghancurkan

Gehazi menjadi peringatan bagi kita bahwa dosa yang disembunyikan pada akhirnya membawa kerusakan yang jauh lebih besar.

4. Kita dipanggil untuk menjadi alat Tuhan

Seperti gadis kecil yang sederhana itu, Tuhan dapat memakai siapa saja dari antara kita untuk menyampaikan kebenaran dan membawa orang lain kepada-Nya.

Penutup

Melalui firman ini, kita diajak untuk hidup dalam ketaatan, ketulusan, dan kejujuran. Ketika kita melayani tanpa mengharapkan imbalan, seperti sikap nabi Elisa yang menolong tampa meminta imbalan, Tuhan sendiri yang akan menyatakan kuasa-Nya dan memulihkan hidup kita.

(Pdt. Sasor Manurung, S.Th., M.Mis)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here